Namun, berlaku kah bagi aku yang memutus tali silaturrahmi?
Dini hari kemarin salah satu temanku mengirimkan sms yg
mengatakan bahwa hubungan (yang tak halal) boleh berakhir (dan sudah
seharusnya-ku pikir) namun silaturahmi harus tetap berjalan.
Sms yg biasa saja dan sudah sangat sering ku dengar, namun
mungkin ak saja yang membaca-nya di 26 Ramadhan dini hari itu dan menimbulkan
kesan yang berbeda.
Sebenarnya aku sudah beberapa hari tak puasa dan biasa aku
bangun setelah matahari udh naik karena memang tak shalat subuh dan tak perlu
sahur J .
Entah kenapa, pada 26 Ramadhan itu, ak bangun pada jam 3 WITA dan kemudian
langsung mandi dan menemukan sms teman ku itu. Pikiran ku langsung campur aduk,
terngiyang-ngiyang hadits yang meyatakan bahwa tak akan masuk sorga orang yang
memutus tali silturahmi dan macam macam macam pikiran lain tentang betapa
berdosa orang yang memutus silaturahmi.
HADITS
Aku kemudian langsung mengetik sms untuk dikirim ketemanku
yang sudah lebih 2 bulan kuputuskan tali silaturahmi kami. Ku coba hubungi
beberapa teman ku untuk mencari nomor handphone-nya lagi setelah ku del.pada 2
bulan yang lalu. Ku putuskan pertemananku pada jejaring social FB sehingga
memang aku tak ada berhubungan lagi selama 2 bulan itu.
Kebencian yang membuncah saat itu memang ku pikir wajar,
karena memang aku benar benar hanya manusia super biasa. SUPER BIASA. Saat itu
ak berpikir, aku lah yg disakiti dalam hal ini dan dia bersenang senang dalam
kesakitan ku. Sebuah kesalahan dia yang tak akan pernah bisa termaafkan olehku.
YA, KESALAHAN DIA. Dan aku BENAR. Aku putuskan tak akn menghubunginya lagi .
Dengan kata lain, aku memutusakn jalinan silaturahmi saat itu.
Sebuah kesalahan parallel.
Kesalahan besar telah menjalin hubungan tanpa kehalalan, di
ikuti memutusakn tali silturahmi.
Aku lupa, bahwa daun yang jatuh tak pernah membenci angin.
Aku lupa, bahwa segala sesuatu telah digariskan
Aku lupa, bahwa aku telah meminta ini ditunjukkan
Aku lupa mencari makna di setiap peristiwa
Aku lupa, dan aku lupa bersyukur… Tuhan telah memberikan jalan untuk ku agar
aku memperbaiki hubungan ku denganNYA sebelum terlalu jauh melangkah dalam
kesia-siaan. Aku lupa bahwa Tuhan menyayangiku dengan caraNYA.
Aku terlalu sibuk menyalahkan dia…. Padahal KAMI lah yang
bersalah dan berdosa padaNYA atas apa yang telah kami lakukan sejauh ini. Apa
yang terjadi, menjadi jalan sebenarnya bagi kami gara kami bisa kembali padaNYA
dan terus mengevaluasi diri kami. Again, aku..ya aku.. yang terus menerus merasa
diri benar.
Bagaimana Ramadhan ku?
26 Ramadhan..
27 Ramadhan..
Tinggal menghitung hari saja lagi, Ramadhan akan
meninggalkan ku…
Aku memutuskan untuk berdamai dengan diriku sendiri,
berdamai dengan memaafkan mereka yang pernah menyakiti (tapi semua temen2 gw
pada baik semua sih padahaL. :P ), berharap Tuhan membukakan hati orang2 yang
pernah ak sakiti untuk memaafkan segala kesalahan dan kealfaan ku selama ini.
Dan of course, I have decided untuk kembali menyambung
silaturahmi dengan nya…. Aku berharap Tuhan bukakan hatinya untuk memaafkan
diriku.
Aku berharap, Tuhan mengizinkan ku kembali Fitri selayaknya
seorang bayi yang baru dilahirkan. Semoga tak terlambat untuk memperbaiki
kesalahan dimasa lalu.
Ramadhan, bulan penuh berkah, rahmat dan ampunan….
Wasah, 14 Juli 2015 (27 Ramadhan 1436 H)